Ketika saya menerima panggilan untuk melakukan pekerjaan kalibrasi alat ukur dimensi di Palembang, perasaan saya campur aduk antara antusiasme dan sedikit kegelisahan.
Ini adalah perjalanan pertama saya ke kota ini, dan meskipun sudah berpengalaman dalam kalibrasi alat ukur, ada sesuatu yang berbeda tentang melakukannya di tempat baru.
Perjalanan dimulai dari Jakarta dengan penerbangan pagi yang tenang. Sesampainya di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, saya disambut oleh suasana hangat dan ramah khas Palembang.
Kota ini memiliki perpaduan budaya yang kaya, terlihat dari arsitektur, makanan, hingga senyuman penduduk lokal yang saya temui.
Mengenal Budaya Lokal
Sebelum memulai pekerjaan, saya menyempatkan diri untuk mencicipi kuliner khas Palembang, pempek.
Di sebuah warung kecil yang direkomendasikan oleh rekan kerja, saya menikmati sepiring pempek kapal selam dengan cuko yang pedas-manis.
Rasanya sungguh memanjakan lidah dan memberikan energi baru untuk menjalani tugas saya.
Tantangan dan Pembelajaran di Lapangan
Lokasi pekerjaan saya adalah di sebuah laboratorium pengujian batu bara. Tugas saya adalah memastikan semua alat ukur dimensi di laboratorium tersebut, seperti vernier caliper dan mesh/test sieve, terkalibrasi dengan akurat.
Hal ini sangat penting untuk menjaga kualitas pengujian yang dilakukan.
Begitu masuk ke laboratorium, saya segera sadar bahwa lingkungan kerja di sini sangat berbeda dengan tempat-tempat lain yang pernah saya kunjungi.
Suara alat-alat pengujian yang beroperasi dengan presisi tinggi, suhu yang dikontrol dengan ketat, serta ritme kerja yang disiplin menjadi tantangan tersendiri.
Namun, saya merasa tertantang untuk memberikan yang terbaik.
Proses kalibrasi memerlukan ketelitian dan konsentrasi tinggi. Dengan peralatan canggih yang saya bawa, saya mulai mengecek satu per satu alat ukur yang ada.
Setiap alat memiliki spesifikasi dan toleransi yang berbeda, sehingga diperlukan keahlian khusus untuk memastikan semuanya berada dalam kondisi optimal.
Interaksi dengan Tim Lokal
Salah satu hal yang paling saya nikmati dari pekerjaan ini adalah interaksi dengan tim lokal. Meskipun ada sedikit kendala bahasa, keramahtamahan mereka membuat saya merasa diterima.
Saya belajar banyak dari mereka tentang cara kerja dan tantangan yang dihadapi sehari-hari.
Tim teknisi lokal sangat membantu, mereka dengan sabar menjelaskan proses-proses yang terjadi di laboratorium dan bagaimana alat ukur yang saya kalibrasi akan digunakan.
Ada rasa kebersamaan yang tercipta, di mana kami semua bekerja dengan tujuan yang sama: memastikan kualitas terbaik untuk layanan pengujian yang diberikan.
Mengunjungi Kampung Pempek Seusai Pekerjaan Kalibrasi Selesai
Setelah menyelesaikan serangkaian pekerjaan kalibrasi alat ukur dimensi di laboratorium pengujian batu bara, saya memutuskan untuk memanjakan diri dengan mengunjungi Kampung Pempek, sebuah destinasi kuliner yang terkenal di Palembang.
Selesai dengan Kalibrasi
Hari itu, pekerjaan kalibrasi alat ukur vernier caliper dan mesh atau test sieve berjalan lancar. Ketelitian dan konsentrasi tinggi sangat diperlukan dalam pekerjaan ini untuk memastikan akurasi alat-alat tersebut, yang penting dalam analisis dan pengujian batu bara.
Usai mengkonfirmasi bahwa semua alat telah sesuai dengan standar, saya merasa puas dan siap untuk menikmati waktu luang.
Menuju Kampung Pempek
Perjalanan menuju Kampung Pempek terasa menyenangkan. Jalanan kota Palembang yang ramai namun tertata, ditambah dengan semilir angin sore yang menyejukkan, menambah semangat saya.
Kampung Pempek, yang terletak di kawasan 26 Ilir, terkenal sebagai pusat kuliner tradisional Palembang, khususnya pempek.
Surga Pempek di Palembang
Setibanya di sana, aroma khas pempek yang menggugah selera langsung menyambut saya. Deretan penjual pempek dengan berbagai varian menu seperti pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek adaan, dan tentu saja pempek kulit, membuat saya sulit memilih.
Saya memutuskan untuk mencoba beberapa jenis pempek yang berbeda.
Saya mulai dengan pempek kapal selam, yang merupakan favorit banyak orang. Pempek ini diisi dengan telur ayam, lalu digoreng hingga renyah.
Kuah cuko yang manis pedas menjadi pelengkap sempurna untuk setiap gigitan pempek. Rasanya yang gurih dengan sedikit sentuhan pedas dari cuko membuat saya merasa terpuaskan.
Selain pempek kapal selam, saya juga mencoba pempek kulit yang berbahan dasar kulit ikan tenggiri. Teksturnya yang kenyal dan rasa ikannya yang kuat, berpadu sempurna dengan cuko.
Setiap suapan memberikan sensasi kenikmatan yang berbeda dari pempek lainnya.
Menikmati Suasana dan Belajar Sejarah
Selain menikmati makanan, saya juga berbincang dengan beberapa penjual yang ramah.
Mereka menceritakan sejarah dan proses pembuatan pempek, dari mengolah ikan tenggiri segar hingga menghasilkan pempek berkualitas tinggi.
Kisah-kisah ini menambah wawasan saya tentang budaya kuliner Palembang.
Momen di Kampung Pempek
Mengunjungi Kampung Pempek setelah seharian bekerja keras di laboratorium adalah pengalaman yang menyegarkan.
Tidak hanya perut saya yang terpuaskan, tetapi juga jiwa saya yang terasa lebih rileks dan bahagia. Wisata kuliner ini menjadi penutup yang sempurna untuk hari yang produktif.
Momen ini mengingatkan saya betapa pentingnya menikmati hasil kerja keras kita.
Setelah menyelesaikan pekerjaan dengan baik, meluangkan waktu untuk bersantai dan menikmati hal-hal yang kita sukai adalah penghargaan terbaik untuk diri sendiri.
Kunjungan ke Kampung Pempek telah menjadi pengalaman yang akan selalu saya kenang.
Kesimpulan: Sebuah Pengalaman yang Berharga
Perjalanan pertama saya ke Palembang untuk pekerjaan kalibrasi alat ukur dimensi adalah pengalaman yang tak terlupakan.
Selain menjalankan tugas profesional, saya juga mendapatkan banyak pembelajaran dan kenangan indah.
Dari mencicipi budaya lokal hingga menghadapi tantangan di lapangan, semuanya memberikan perspektif baru dan menambah keahlian saya di bidang kalibrasi.
Palembang bukan hanya sekedar tempat bekerja, tetapi juga menjadi bagian dari perjalanan hidup saya yang penuh warna.
Saya berharap dapat kembali lagi ke kota ini, baik untuk urusan pekerjaan maupun sekadar menikmati keindahannya.