Pengalaman bekerja di perusahan. Bagi siapapun, tentunya pengalaman bekerja akan memberikan cerita dan pengalamannya tersendiri.
Tidak hanya sekedar berkarya, mengabdi dan meningkatkan kemampuan atau keahlian diri. Akan tetapi banyak kemampuan soft skill yang dirasakan meningkat.
Artikel kali ini akan diisi dengan konten yang santai saja. Tidak berat. Seputar pengalaman bekerja di perusahaan milik negara. Dulu.
Bekerja di Dinas Instrumentasi. Di dalamnya ada seksi Laboratorium Kalibrasi dan seksi Perbaikan & Perawatan Instrumentasi.
Kedua seksi itu akan di Planning melalui seksi Planner atau Perencanaan dan Penjadwalan. Segala aktivitas yang berkaitan dengan order kalibrasi maupun repair & perawatan instrumen akan melalui seksi Planning.
Sebagai gambaran, Laboratorium Kalibrasi yang saya singgahi berada didalam sebuah organisasi perusahaan yang bergerak di bidang industri manufacture. Produknya barang setengah jadi atau mesti di proses lebih lanjut.
Perusahan ini memiliki beberapa plant didalamnya dan memiliki beberapa laboratorium untuk menunjang segala aktivitas produksi core bisnis.
Salah satu laboratorium tersebut yakni Laboratorium Kalibrasi.
Laboratorium Kalibrasi memiliki kewenangan dan tugas untuk menjaga kehandalan seluruh peralatan instrumentasi yang berada di beberapa plang yang ada di kawasan perusahaan.
Setiap hari order pekerjaan yang berkaitan dengan peralatan instrumen berdatangan silih berganti. Dulu kami memakai SAP. Planner bekerja memakai SAP untuk melakukan monitoring.
SAP merupakan aplikasi yang setiap hari saya gunakan untuk bersentuhan langsung dengan pekerjaan instrumentasi.
Ribuan jumlah peralatan instrumentasi yang berada di perusahaan kami. Tersebar di beberapa plant dan di beberapa laboratorium. Order pekerjaan yang masuk ke SAP secara umum diklasifikasikan menjadi dua, order repair & perawatan serta order kalibrasi.
Perawatan rutin terhadap peralatan instrumen di beberapa laboratorium pun kami lakukan. Misalnya pekerjaan perawatan di Laboratorium Kimia, Laboratorium Mekanik, Laboratorium Lingkungan Hidup.
Planner menjadwalkan pekerjaan rutin perawatan peralatan instrumen di seluruh laboratorium maupun plant.
Jika ada kerusakan dari peralatan yang kita maintain atau kita rawat, selanjutnya tiket order akan dibuat melalui SAP. Kita terbitkan sebuah dokumen yang disebut dengan MWO atau Maintenance Work Order.
Ketika pekerjaan bisa dikerjakan. Maka Dinas Instrumen atau Planner akan melakukan closing MWO atas pekerjaan tersebut.
Namun jika pekerjaan tak mampu terselesaikan karena terkendala suatu hal misalnya spare part atau peralatan tools yang tidak dimiliki, Planner akan melakukan sub-order untuk di WO-2. Selanjutnya pihak logistik akan bekerja untuk mendapatkan vendor terbaik yang mampu pekerjaan tersebut.
Pekerjaan eksternal dibutuhkan disini. Mencari vendor atau agen yang mampu mengerjakan pekerjaan tersebut. Status pekerjaan akan outstanding di MWO hingga nanti pekerjaan dapat diselesaikan dan status berubah menjadi Teco atau Complete Order.
Sama halnya dengan pekerjaan kalibrasi. Planner akan menangkap informasi melalui SAP. Order pekerjaan masuk ke Dinas Instrumen.
Cek menggunakan tycode IW38, daftar order masuk akan muncul sesuai planner group yang kita input.
Tiket di terbitkan oleh pihak Planner lalu kemudian mendistribusikn order kalibrasi ke Laboratorium Kalibrasi.
Pekerjaan kalibrasi dapat dilakukan insitu. Artinya teknisi kalibrasi yang akan mendatangi ke lokasi dimana tempat peralatan instrumen itu berada.
Ataupun pekerjaan kalibrasi dapat dilakukan di Laboratorium Kalibrasi. Jika memungkinkan untuk dibawa ke Laboratorium kalibrasi.
Ketika pekerjaan selesai dilakukan maka MWO akan langsung di tutup. Order selesai. Status berubah Complete Order atau Teco.
Pekerjaan kalibrasi dapat di re-oreder ke pihak kedua manakala peralatan tersebut tidak dapat dilakukan kalibrasi di laboratorium lantaran terkendala alat kalibrator ataupun sertifikasi yang dimiliki oleh teknisi kalibrasi.
Tidak sembarang orang dapat melakukan kalibrasi. Selain harus memiliki kemampuan dan keterampilan. Seorang teknisi kalibrasi mesti tersertifikasi sehingga dinyatakan layak untuk mengkalibrasi peralatan instrumen.
Output yang dihasilkan dari aktivitas kalibrasi yakni berupa sertifikat kalibrasi yang dikeluarkan oleh Laboratorium Kalibrasi yang terakareditasi ISO 17025.
Singkatnya, isi sertifikat kalibrasi akan menunjukan nilai ketidakpastian.
Setelah pekerjaan selesai, dari sisi Planner akan melakukan closing order untuk pekerjaan kalibrasi intrumen tersebut.
Diakhir bulan, seluruh order pekerjaan yang masuk ke sistem SAP akan direcord dan dikumpulkan untuk dilakukan evaluasi. Laporan tersebut akan dianalisa, dilihat apakah aktivitas satu bulan memenuhi target SRK / SKU atau tidak.
Demikian sedikit pengalaman bekerja di Dinas Instrumentasi yang didalamnya memiliki Laboratorium Kalibrasi dan seksi Perbaikan & Perawatan pada perusahan industri milik negara.