Artikel berikut akan membahas mengenai bagaimana cara memasang dan merakit lampu TL.
Merangkai lampu TL dapat dilakukan dengan menghubungkan instalasi kelistrikan dari beberapa komponen pendukungnya seperti ballast dan starter.
Lampu adalah salah satu produk hasil dari sebuah kemajuan dibidang teknologi, dimana lampu ini mampu menghasilkan pencahayaan buatan.
Macam dan ragam lampu saat ini sangat bervariasi, seperti:
- lampu pijar (incandescent lamp)
- lampu neon (fluorescent lamp)
- lampu halogen
- lampu hybrid halogen CFL
- lampu LED (light emitting diode)
- dan masih banyak lagi.
Lampu TL Fluorescent
Lampu TL Fluorescent adalah lampu penerangan penghasil cahaya buatan yang berbentuk tabung atau tube.
Istilah "TL" pada lampu TL itu sendiri, ada yang mengartikan sebagai "Tube Lamp" ada juga yang menyebutnya sebagai "Tube Luminescent".
Umumnya lampu TL Neon (Fluorescent Lamp) banyak kita temukan pada ruang perkantoran, pabrik, workshop/bengkel, di gudang penyimpanan, tempat sekolah dan lain-lain.
Kebanyakan dari lampu TL ini digunakan pada lokasi indoor, walaupun ada juga yang menggunakannya pada lokasi outdoor.
Komponen yang Diperlukan untuk Merangkai Lampu TL Fluorescent
1. Starter
Starter dihubungkan secara paralel dengan lampu TL. Starter akan berfungsi sebagai saklar.
Saat proses penyalaan awal, starter sangat dibutuhkan disini dan sifatnya hanya sesaat.
Pada kondisi awal sebelum bertegangan, starter berada pada kondisi OFF. Ketika rangkaian sudah dialiri tegangan maka starter akan terhubung atau kondisi ON dan lampu dapat menyala.
Seketika starter akan kembali ke kondisi OFF setelah lampu sudah menyala.
Starter yang biasa digunakan pada lampu TL ini berbentuk tabung silinder berukuran kecil yang dibungkus seperti plastik tebal bening.
Didalamnya terdapat 2 elektroda berbahan logam sebagai filamen yang di-desain dengan jarak tertentu sehingga starter ini dapat beroprasi ketika diberikan tegangan 100 - 200 V.
2. Ballast
Ballast adalah suatu komponen yang didalamnya terdapat rangkaian kontrol.
Ballast terdiri dari rangkaian rectifier, DC to AC converter dan starter kapasitor, dimana balast ini berguna juga untuk menyalakan lampu TL.
Ballast berfungsi dalam mengoperasikan lampu TL. Dengan karakteristik yang dimilikinya, ballast dapat menyesuaikan arus, menstabilkan arus dan membatasi arus yang terlalu besar.
Terdapat dua jenis ballast yaitu ballast jenis Induktor/kumparan (Inductive Ballast) dan Ballast jenis Elektronik (Electronic Ballast).
Prinsip Kerja Lampu TL Fluorescent
Tabung lampu TL fluorescent terbuat dari gelas yang lapisan luarnya dilapisi (coating) dengan lapisan phosphor.
Pada bagian dalam lampu, tabungnya hampa udara. Terdapat elektroda atau kawat pijar dibagian ujung sisi kanan dan kirinya.
Didalam tabung diisi dengan merkuri dan gas argon yang bertekanan rendah.
Fungsi kawat pijar/elektroda yaitu saat dialiri arus listrik akan terjadi pemanasan pada elektroda dan akan menimbulkan elektron-elektron yang berpindah tempat dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya.
Akibat energi listrik tersebut terjadi pula perubahan pada Merkuri yang semula berupa cairan berubah menjadi gas.
Elektron-elektron akan melepaskan cahaya ketika elektron tersebut salingg bertabrakan dengan Merkuri.
Cara Merakit dan Merangkai Lampu TL Fluorescent
Gambar diatas adalah cara merangkai pemasangan lampu neon panjang dengan menambahkan starter dan ballast pada instalasinya.
Sebagai pemutus arus dari sumber tegangan PLN ditambahkan juga saklar single.
Pada saat rangkaian terhubung dengan tegangan 220 V dari PLN terjadi pemanasan gas ion (proses ionisasi) didalam tabung starter.
Hal itu berakibat starter menjadi normally closed yang menyebabkan terjadinya aliran arus yang dapat memanaskan filamen lampu tabung TL.
Kondisi inilah yang mengakibatkan terjadinya ionisasi gas pada lampu neon. Seketika Bi-metal yang terdapat pada starter akan terbuka (open) saat proses penyalaan lampu telah selesai.
Fungsi ballast disini adalah sebagai penstabil arus agar dapat mengoptimalkan lampu TL dengan baik.